Ilmu
Kalam, sebagai cabang teologi Islam, memainkan peran penting dalam membentuk
pemahaman keagamaan yang rasional dan moderat. Dalam ruang pendidikan Islam,
Ilmu Kalam tidak hanya diajarkan sebagai mata pelajaran teoretis, tetapi juga
sebagai alat yang ampuh untuk mengembangkan pola pikir kritis dan toleran di
kalangan peserta didik.
Melalui
pendekatan rasional terhadap ajaran Islam, Ilmu Kalam membantu dalam memahami
dan menginternalisasi nilai-nilai keislaman, mendorong mereka untuk menjadi
individu yang beriman teguh sekaligus berpikiran terbuka dalam kehidupan
sehari-hari.
Ilmu
Kalam, yang sering disebut sebagai teologi Islam, adalah disiplin ilmu yang
secara spesifik membahas masalah ketuhanan dan akidah dengan pendekatan
rasional dan logis. Seperti yang dijelaskan oleh Harun Nasution dalam karyanya Teologi
Islam: Aliran-aliran, Sejarah, Analisa Perbandingan
Ilmu
Kalam berfungsi untuk mempertahankan kepercayaan-kepercayaan iman dengan
menggunakan dalil-dalil fikiran serta membantah pandangan yang menyimpang dari
ajaran Islam.
Ilmu
ini berkembang pesat pada masa pemerintahan Khalifah al-Ma’mun dari Bani
Abbasiyah, ketika para ulama Mu’tazilah, sebagai salah satu aliran utama, mulai
memadukan filsafat dengan ajaran Islam, menjadikannya sebagai ilmu yang berdiri
sendiri.
Pengaruh
filsafat terhadap Ilmu Kalam sangat kentara, terutama dalam penggunaan metode
logika dan argumentasi rasional. Sebagaimana dijelaskan dalam artikel Fathur
Rohman berjudul "Hubungan Ilmu Kalam, Ilmu Tasawuf dan Filsafat Beserta
Doktrin-Doktrin Berbagai Aliran"
Ilmu
Kalam menggunakan logika di samping argumentasi-argumentasi naqliyah
(berdasarkan teks suci) untuk mempertahankan keyakinan ajaran agama, seringkali
dengan metode dialektika (jadaliyah) atau dialog keagamaan. Ini
menunjukkan bahwa Ilmu Kalam tidak hanya bersandar pada wahyu, tetapi juga
merangkul kemampuan akal manusia untuk memahami dan menjelaskan kebenaran.
Fungsi
utama Ilmu Kalam sebagai teologi Islam adalah untuk mempertahankan akidah Islam
dari berbagai tantangan, baik yang datang dari internal komunitas Muslim maupun
dari luar.
Dalam
konteks ini, Ilmu Kalam berperan sebagai penjaga garis akidah yang sahih. Ia
membahas ajaran-ajaran dasar agama seperti tauhid (keesaan Tuhan), sifat-sifat
Tuhan, kenabian, hari kiamat, dan takdir.
Melalui
perumusan doktrin yang sistematis dan argumentasi yang kokoh, Ilmu Kalam
berupaya membentengi umat dari keraguan, bid’ah, dan penyimpangan.
Uswatun
Khasanah
Di
tengah perkembagan zaman dan munculnya pemikiran baru seperti sekularisme,
materialisme, dan relativisme moral, ilmu kalam berperan sebagai alat untuk
menjembatani ajaran agama dengan logika modern. Pendekatan rasionalnya cukup
membantu umat Islam untuk menjawab keraguan dan memberikan landasaan
intelektual bagi keyakinan agama.
Ilmu
Kalam dengan pendekatannya yang menggabungkan logika dan dalil-dalil naqliyah,
dapat menjadi alat yang sangat efektif bagi umat Islam untuk menghadapi
tantangan pemikiran kontemporer. Ia mengajarkan kita untuk tidak hanya percaya,
tetapi juga memahami alasan di balik kepercayaan tersebut, sehingga iman
menjadi kokoh dan tidak mudah goyah.
Ilmu
kalam juga mengajarkan untuk berpikir kritis dan analitis dalam memahami ajaran
Islam, sehingga generasi muda tidak hanya menerima ajaran secara dogmatis,
tetapi juga mampu memilah informasi yang benar dan relevan terutama di era mendapatkan
informasi yang semakin cepat.
Selain
itu, Ilmu Kalam juga dapat berperan penting dalam membangun dialog antaragama
dan memperkuat toleransi di masyarakat multikultural seperti Indonesia. Dengan
pendekatan rasional dan dialogis, Ilmu Kalam membantu peserta didik dan
masyarakat luas memahami perbedaan pandangan keagamaan, serta membangun sikap
inklusif terhadap keragaman. Di tengah polarisasi yang kian marak, kemampuan
untuk berdialog secara rasional dan menghargai perspektif lain adalah sebuah
keniscayaaan.
Sementara
itu, ilmu kalam memiliki peran sebagai jembatan antara ajaran agama dan
pemikiran modern serta dapat mencegah pemahaman ekstrem terhadap ajaran Islam. Sehingga
mampu menawarkan solusi yang damai, toleran, dan inklusif dalam isu-isu hak
asasi manusia.
Ilmu
Kalam, sebagai cabang teologi Islam, memiliki hubungan erat dan sinergis dengan
filsafat dalam tradisi intelektual Islam. Ia tidak hanya berfungsi sebagai
penjaga akidah yang kokoh, melainkan juga sebagai pembuka pintu rasionalitas
yang mendorong pemikiran kritis.
Dengan
pendekatan yang rasional dan logis, Ilmu Kalam berperan krusial dalam
mempertahankan akidah dan membangun pemahaman keagamaan yang moderat. Dalam
ruang pendidikan Islam, Ilmu Kalam dapat membantu mengembangkan pola pikir
kritis dan toleran, serta memperkuat nilai-nilai keislaman dalam kehidupan
sehari-hari. Kehadirannya di masa kini semakin relevan, menawarkan kerangka
berpikir yang kuat untuk menghadapi kompleksitas zaman.
Selfia
Mahasiswa
UIN Raden Mas Said Surakarta