Buletinaufklarung.com - Budaya adalah elemen utama dalam kehidupan
manusia, karena budaya merupakan unsur kompleks yang membentuk pola kehidupan
manusia. Dengan sifatnya yang beragam dan luas.
Budaya memainkan peran penting dalam membentuk perilaku dan cara
hidup manusia. Budaya kerap kali bersinggungan dengan kesenian. Indonesia memiliki
banyak sekali ragam budaya dan coraknya, serta kesenian yang ada.
Keberagaman budaya yang ada menjadikan ketahanan yang sangat penting, karena hal ini berperan dalam menentukan arah dan identitas suatu bangsa. Bangsa yang besar adalah bangsa yang menjunjung tinggi kebudayaan yang ada sebagai identitas nasional.
Salah satu
bentuk kebudayaan yang saat ini masih dipertahankan dan dilestarikan adalah
pertunjukan pewayangan. Wayang
merupakan salah satu warisan budaya yang dimiliki oleh bangsa Indonesia.
Seni pertunjukan ini menjadi bagian dari
kekayaan budaya Indonesia, antara lain:
Wayang Kulit, Wayang
Golek, Wayang Klitik, Wayang Orang,
Wayang Betawi, Wayang
Lenong, Wayang Banjar, Wayang Cirebon,
Wayang Suluh, Wayang
Kancil, Wayang Bali, dan lain- lain. (Walujo: 2007)
Setiap jenis wayang memiliki pakem dan karakteristik yang berbeda.
Salah satu jenis wayang yang belum disebutkan sebelumnya adalah Wayang Lindur; inovasi baru
yang diciptakan oleh Ki Slamet Gundono.
Ki SLamet Gundono merupakan salah satu dalang
terkenal yang paling inovatif. beliau lahir di Tegal pada tanggal 16 Juni 1966
dan dibesarkan di lingkungan dalang.
Beliau dijuluki “Dalang kontemporer” karena kepiawaiannya memasukan unsur- unsur
modern kedalam lakonya. Karena keahlianya itu karya- karya Gundono pernah
memperoleh penghargaan Prince Claus Award
pada tahun 2005. (Gundono: 2009)
Berbeda dengan wayang yang biasanya membutuhkan
perlengkapan seperti sinden, gamelan dan panggung yang cukup terorganisir.
Dalam Wayang Lindur atau Wayang Mbeling, kreativitas dalang diperlukan untuk
mendefinisikan lingkungannya sendiri, tokoh-tokohnya dan juga permainan atau
ceritanya.
Ki Slamet Gundono dengan berani mengubah pakem
tradisional untuk menunjukkan intelektualitasnya melalui pengangkatan tema-tema; isu gender, eksploitasi, konservasi lingkungan, hingga dinamika
politik. (Saifudin: 2021)
Seperti halnya, lakon "Bima
Selingkuh" menggambarkan Bima sebagai calon presiden Ngamarta yang tergoda
oleh seorang wanita cantik setelah menyampaikan visi dan misinya.
Bima kemudian mengutus ajudannya untuk mencari
perempuan tersebut. amun ternyata
wanita yang dicari adalah Hanoman yang sedang mempermainkan calon presiden itu.
Presiden Bima merasa lemah dan lesu, karena
sebelum berkuasa ia telah terbawa mimpi untuk berselingkuh akibat kurangnya
pengendalian diri. Lakon ini merupakan kritik terhadap para pemimpin yang
menyalahgunakan wewenang dan fasilitas negara untuk memenuhi kepentingan
pribadinya.
Lebih dari itu Gundono mampu mengelaborasikan
dengan keadaan-keadaan sesuai
tema yang dibahas. Wayang- wayang yang dibuatnya
seakan- akan hidup di zaman ini dan mengkritik men satire segala fenomena yang
ada.
Disisi lain, seperti "Pilkada
Pringgodani," mengangkat kritik terhadap dinamika dan drama politik yang
terjadi dalam pemilihan presiden tahun 2024. Dalam cerita tersebut, terdapat
tiga pasangan calon wali kota Pringgodani, yaitu Ir. Brajamusti, Drs. Hartono
Bledeg, dan Gatotkaca.
Ketiganya membangun narasi yang serupa, yakni
sebagai pemimpin yang dekat dengan rakyat, bebas dari korupsi, dan didukung
oleh presiden. Lakon tersebut memiliki keterkaitan yang erat dengan proses pemilu
sebelumnya, menghadirkan satire yang tidak terduga dari Ki Slamet Gundono.
Wayang Lindur menjadi alternatif kreatif yang
menawarkan inovasi baru dan bersifat universal, sehingga dapat dinikmati oleh
berbagai kalangan.
Dengan
demikian, wayang merupakan bukti keluhuran budaya bangsa,
karena wayang sendiri memiliki nilai-nilai spiritualitas, falsafah hidup,
etika, musik hingga estetika kompleks.
Wayang Lindur sendiri merupakan salah satu
dobrakan baru, untuk tetap eksis mengikuti zaman. Wayang lindur salah satu perangkat
pendidikan karakter bangsa, karena wayang lindur dapat membangun karakter bangsa sebagai akumulasi dari
karakter- karakter masyarakat setempat.
Wayang lindur memberikan pengajaran dasar
perilaku yang menjadi acuan nilai interaksi manusia. Selain itu, wayang
lindur memiliki nilai perdamaian (peace),
kasih sayang (love), kebebasan (freedom),
kerjasama (corporation).
Lakon Wayang Lindur memungkinkan cerita disampaikan dari berbagai sudut pandang, tidak terbatas pada yang baik dan benar, seperti dalam kisah Pandawa dan Kurawa.
Fokus utamanya adalah pada
nilai-nilai dan motif penulis, dengan narasi yang ringan, lucu, fleksibel, dan
mudah dipahami. Wayang Lindur merupakan bentuk wayang yang seharusnya terus
dikembangkan.
Kembali lagi, bahwa budaya adalah identitas
nasional yang harus dijaga bersama untuk memahami kearifan lokal suatu bangsa yang dapat dilihat
dari bagaimana bangsa tersebut merawat budayanya.
Keunikan dan keragaman budaya, bahasa, dan
sastra menunjukkan kekayaan bangsa kita. Wayang Lindur, sebagai variasi baru
dalam dunia pewayangan, perlu terus diperbarui agar tetap relevan dengan
perkembangan zaman. (Nurgiyantoro: 2021)
Wayang Lindur adalah sebuah inovasi baru dalam
dunia pewayangan yang patut dihargai. Ia berhasil membebaskan diri dari belenggu pakem dan cerita-cerita
lama yang usang.
Wayang Lindur menjadi representasi dari seorang
budayawan kritis dan kontemporer. Ia mampu menciptakan seni baru dalam
menggambarkan dunia yang abstrak ini.
Judul
Buku : Wayang Lindur: Presiden Buruh
Rakyat
Penulis : Slamet Gundono
Tahun
Terbit : 2009
Krisna
Wahyu Yanuar
Santri Pusat Kajian Filsafat dan Teologi