Hadirnya film Harold and The Purple Crayon yang
rilis tahun 2024 ini berhasil bersanding dengan film-film bernuansa superhero
lainnya. Hal ini dikarenakan film ini disajikan dengan penuh aksi yang mengundang
gelak tawa dalam seluruh alur ceritanya.
Film ini sendiri bergenre komedi fantasi yang berasal
dari Amerika; disutradarai oleh Carlos Saldanha dari skenario oleh David Guion
dan Michael Handelman, berdasarkan buku anak-anak tahun 1955 karya Crockett
Johnson. Film yang rilis 23 Agustus 2024 ini menggetarkan dunia kretivitas dan
imajinasi yang mulai melemah dalam kehidupan anak-anak pada saat ini.
Harold sendiri merupakan tokoh utama dalam film
ini yang diperankan oleh Zachary Levi, kemudian pemeran kedua ialah seorang
Narator yang dijuluki Old Man yang diisi oleh Alfred Molina. Juga dengan dua
orang sahabat yakni Moose rusa besar yang diperankan oleh Lil Rel Howery, dan
seekor landak bernama Porccupine yang diperankan oleh Tanya Reynolds.
Kisah awal film ini menceritakan masa kecil
Harold yang penuh imajinasi dan kreativitas yang merupakan anak laki- laki
dengan krayon ungu miliknya. Sebagai sosok anak kecil, ia suka menggambar
apapun yang diinginkanya. Walaupun membuat Harold kecil terkadang kewalahan,
tetapi dia seseorang yang berpikir cepat.
Kemudian dunianya berlalu dan menjadi besar
seiring imajinasinya. Harold yang besar kemudian menggambar dunianya itu dan dalam
satu momen ia tiba- tiba bertanya siapa yang menciptakanya dan mengapa ia
diciptakan. Kemudian muncul suara sang narrator yang memberitahu bahwa dia yang
menciptakanya.
Harold yang sudah besar pun masih penasaran
siapa yang menciptakanya dan dijuluki “Old Man” itu. Kemudian ia menggambar
pintu Dunia nyata dunia yang lebih indah menurut sang narator, Harold
membuatnya kemudian masuk, dengan disusul Moose jadilah dia pria yang berpostur
tinggi, dan Moose juga menjadi manusia. Kemudian disusul landak terakhir yang
berubah menjadi perempuan.
Keseluruhan alur dari film tersebut
menceritakan bagaimana perjalanan Harold menemui Old Man atau penciptanya itu.
Harold diberikan kemampuan krayon ungu, sehingga ia bisa menggambar apapun
menjadi kenyataan di dunia nyata. Mulai dari menggambar montor, pesawat dan
lainya. Harold bertemu seorang janda yang bernama Terry dan anaknya bernama
Mel. Mereka bertiga bertemu tidak sengaja, yakni bertabrakan dan Mel anaknya
laki- laki itu melihat keajaiban Harold yang bisa menggambar menjadi kenyataan
melalui krayon ungunya.
Imajinasi
dan Dunia Kreatif
Nalar kreatif atau biasa disebut imajinasi merupakan
proses otak yang mencatat reaksi dari hal-hal yang kita lihat, dengar, dan
rasakan. Otak menyimpan banyak memori setiap hari. Baru setelah itu pikiran
mulai mengatur dirinya sendiri untuk menciptakan sebuah pola (bisa dikatakan
demikian) barulah otak mulai merencanakan sesuatu. Dari sana, proses di otak
dan tubuh kita bergabung untuk menciptakan suatu karya.
Dalam film tersebut seorang Harold merupakan
seorang yang imajinatif, setiap gambaranya menghasilkan suatu kenyataan. Harold
adalah sosok yang penuh kreatif dan penuh keingintahuan. Dari pertempuranya
dengan Gary yang diperankan Jemaine Clement.
Film ini banyak mengajarkan untuk pentingnya
manusia yang selalu berimajinasi, Kemampuan berimajinasi merupakan bagian
penting dari pengalaman manusia yang dapat digunakan untuk meningkatkan
kreativitas, keterampilan memecahkan masalah, dan kesejahteraan. Hal ini
bermanfaat dalam pengembangan pikiran.
Harold mengajarkan tentang keingintahuan
manusia dan mengajari kita tentang dunia ide yang diciptakan oleh imajinasinya
sendiri. Oleh sebab itu, daya imajinasi manusia sangat penting untuk pembentukan
realitas. Hal ini senada dengan yang diungkapkan oleh Albert Einstein bahwa letak imajinasi
di atas ilmu pengetahuan.
Dahulu para filsuf Yunani
sebelum mencari pengilmiahan terhadap ilmu pengetahuan, kekuatan imajinasinya
berperan secara aktif. Sebut saja Thales yang mengimajinasikan asal dari segala
sesuatu adalah air, Anaximandros mengatakan “Apeiron” itu tidak dapat dirupakan;
tidak ada yang menyamainya di dunia ini, sebab segala yang kelihatan itu, yang
dapat ditentukan rupanya oleh pancaindra. Tokoh lain yang bernama Anaximenes
juga mengatakan segala sesuatu berasal dari udara.
Dalam konteks ini
imajinasi merupakan landasan dasar manusia untuk merencanakan, mengonsep, dan menganalisis
segala sesuatu. Imajinasi juga
memberikan kita gerakan to explore segala sesuatu yang mungkin ada dan
tidak ada di dunia nyata. Sehingga peran imajinasi ini mampu membangkitkan
kesadaran setiap manusia akan daya kreatifitas yang ia miliki.
Menurut Al-Farabi, daya imajinasi (al-Quwwah
al-Mutakhayyilah) adalah kemampuan kreatif untuk menyusun atau
menggabungkan cita-cita baru dengan cita-cita lain yang tersimpan dalam daya
representasi (al-Quwwah al-Mushawirah) melalui proses kombinasi atau
klasifikasi.
Imajinasi yang kita kembangkan merupakan pemicu
yang menggerakkan kita untuk melakukan sesuatu. Kita memiliki kekuatan untuk
mewujudkan imajinasi. Meskipun Anda mungkin tidak mencapainya dengan segera,
dengan upaya bertahap, imajinasi, impian, dan fantasi suatu hari nanti akan
menjadi kenyataan.
Pesan
Moral Film Tersebut
Ending tujuan film tersebut adalah
keingintahuan Harold siapa penciptanya, dan mengapa ia diciptakan. Ketika ia
diantar oleh sahabatnya ke rumah Old Man yakni Crockett Jonhson. Harold
menyadari bahwa yang menciptakanya telah wafat. Yang artinya tidak ada di dunia
selama-lamanya.
Terpukul mengetahui hal tersebut, Harold
menjadi pesimis terhadap hidupnya, yang penuh kekanak- kanakan. Tapi ia tetap
berusaha dan menggambar, melawan Gary, sampai pada akhirnya keberhasilan Harold
mengalahkan Gary dan menyelamatkan dunia nyata itu dari perebutan krayon ungu
miliknya. Harold akhirnya mengetahui mengapa ia diciptakan, yakni agar semua
orang sedikit imajinasi menjadi apapun yang diinginkan, agar Harold tetap
menginspirasi.
Film ini mengajarkan suatu hal penting dari
kepercayaan diri untuk tetap menginspirasi dan berkarya. Pada momen terakhir
film ini Harold pulang dengan krayon warna- warni pemberian Mel dan kembali ke
dunianya yang sesungguhnya yakni dunia karya.
Dalam hal ini, ragam imajinasi merupakan temuan
yang berharga dalam tiap-tiap momen kehidupan. Maka berimajinasilah karena
tidak ada yang membatasi hal tersebut, dengan imajinasi kita mewarnai dunia
dengan daya cipta, sekian []
Krisna Wahyu
Yanuar
Santri Pusat Kajian Filsafat dan Teologi