Tatapan tampak berbinar terang menyekat

Cahaya mata tersemat tulus dan mengikat

Betapa indah sinar rupawan terbelenggu yang tersirat

Sanubari bermesraan dengan doa yang selalu terpanjat kuat

 

Kuatkanlah dua hati wahai Sang Pemberi Mahligai

Tertancap sedap aroma wangi semerbak bidadari

Berdiri lugu dalam balutan hati yang suci

Merangkap, mengucur, menumpahkan rasa kasih di hati

Terlukis pancawarna menghiasi nada yang tak berarogansi

 

Jiwa yang berarogansi luluh hanyut meninggalkan sejuta nestapa

Mengucur deras nada bersenandung cinta

Saling menumpahkan keterikatan rasa

Menjunjung nilai rasa berujung suka cita

Berbuih elok bersenandung samura

 

Anugerah illahi atas karunia sandaran cinta yang tak berlogika

Bermuara suci didalam sumpah pustaka

Ketulusan panah asmara yang tak saling mengoceh terluka

Menembus rasa suka cita yang indah saling menerka

 

Mata hati terarah cerah memberi kasih sayang

Semerbak lembut asmara berkumandang

Mengelilingi pondasi hati yang tenang

Menguasai respon hati untuk tak saling mengekang

Tersungkur hamba pada Sang Maha Penyayang

 

Hati yang terpanah oleh wajah yang periang

Aku tak punya kampung halaman selayaknya orang orang

Tapi yang kutahu, di hatimu yang lapang

Adalah satu satunya tempatku pulang

 

Santri Pusat Kajian Filsafat dan Teologi

Puja Rahayu