Rabu, 7 September 2022 ratusan mahasiswa yang tergabung pada
asosiasi mahasiswa Tulungagung dan PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia)
merapatkan barisan untuk melakukan aksi unjuk rasa di depan Gedung DPRD
Tulungagung. Aksi yang dilakukan oleh para mahasiswa ini didorong oleh suara jeritan
masyarakat akibat kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
Sebelum melakukan pemberangkatan secara masif, para mahasiswa ini
berkumpul di kampus UIN SATU Tulungagung. Proses pemberangkatan yang dilakukan
secara bersama-sama ini tentunya juga mendapat nilai positif dari masyarakat, terbukti
banyak masayarakat yang melambaikan tangan dan mengacungkan jempolnya kepada rombongan
mahasiswa yang sedang melintas.
Pada mulanya, aksi mahasiswa terlihat patuh pada arahan korlap
maupun aparat kepolisian, terdengar teriakan-teriakan orasi yang dikobarkan
oleh beberapa mahasiswa serta nyanyian-nyanyian juga nyaring disuarakan. Akan tetapi,
tensi menjadi naik ketika mendekati waktu audiensi.
Massa aksi memaksa masuk kedalam halaman gedung DPRD, namun masa
aksi dihadang polisi didepan gerbang halaman gedung DPRD. Tetapi tak berselang
lama massa pun kondusif karena pihak polisi telah bernegosiasi dengan beberapa perwakilan
mahasiswa dan menyepakati tiga puluh orang yang bisa masuk kedalam gedung DPRD
untuk bernegosiasi.
Setelah beberapa lama bernegosiasi para mahasiswa menyampaiakan tuntutan
aliansi mahasiswa. Sebagai agen of control, mahasiswa mengaku resah
dengan apa yang dirasakan masyarakat. Pernyataan sikap dari PMII (Pergerakan
Mahasiswa Islam Indonesia) yakni; 1) Menolak secara tegas harga BBM bersubsidi.
2) Menindak tegas penyalahgunaan BBM bersubsidi. 3) Menuntut pemerintah
transparan terkait jumlah penerima BBM bersubsidi. 4) Pemerintah menjaga
kestabilan harga. 5) Menuntut adanya energi alternatif. 6) pemerintah bekerja
secara optimal untuk menyikapi.
Sedangkan pernyataan sikap aliansi mahasiswa, yakni; 1) Menolak
kenaikan harga BBM bersubsidi. 2) Menuntut evaluasi hilir minyak BBM dan
menindak tegas. 3) Menuntut transparansi dari alokasi subsidi. 4) Menuntut
pemerintah mempersiapkan bahan bakar sebagai peralihan dari bahan bakar fosil
ke bahan bakar alternatif dan terbarukan.
Berdasarkan hasil dari audiensi, mahasiswa memberi rentan waktu 24
jam×30 untuk disampaikan ke DPRD Provinsi hingga DPR RI. Selain itu, mahasiswa
juga akan melakukan pengawalan terhadap penyampaian tuntutan tersebut.
Dengan demikian, demonstrasi yang dilakukan oleh mahasiswa di depan
Gedung DPRD Tulungagung pada Rabu, 7 September 2022 telah usai. Meskipun aksi
ini sempat diwarnai dengan gesekan antara mahasiswa dan pihak aparat, tetapi sebelum
meninggalkan lokasi mahasiswa juga tidak lupa untuk membersihkan sampah yang
ada di lokasi.
Melihat apa yang dilakukan oleh mahasiswa ini sudah sangat kentara
bahwa mahasiswa masih melakukan fungsinya sebagai agent of control. Aksi
yang dilakukan mahasiswa ini memiliki harapan besar untuk pemerintah
mempertimbangkan kembali kebijakan yang dibuat serta memberikan solusi yang
tepat bagi kemaslahatan masyarakat.