Pusat Kajian Filsafat dan Teologi Tulungagung (PKFT) telah menyelenggarakan Kampung Pengetahuan (KP) di tahun ini, tepatnya pada tanggal 2 April 2021 yang berlokasi di daerah Pucanglaban, tepatnya di area Wisata Gunung Banon.

Agenda ini merupakan salah satu bentuk agenda tahunan yang rutin dilaksanakan setiap tahunnya. Kampung pengetahuan merupakan salah satu bentuk agenda sakral berbasis formal yang sekaligus sebagai bentuk jenjang pengkaderan PKFT bagi kader-kader baru sebagai calon penerus estafet organisasi di PKFT.

Acara dibuka oleh Direktur PKFT, Sahabat M. Hirzuddin A. dan Ketua Pelaksana, sahabat Tsalis serta perwakilan dari pihak Desa, bapak Aminudin. Seluruhnya menyampaikan harapan besarnya kepada kader-kader PKFT, dengan diadakannya acara ini dapat membawa kemajuan terhadap organisasi, terutama distruktur kepengurusan yang baru ini.

Seperti yang dikatakan Tsalis, selaku Ketua Pelaksana “Alhamdulillah setelah kita melaksanakan re-organisasi disusul kampung pengetahuan sebagai agenda pertama dengan penuh harapan semoga menjadi tonggak awal untuk memulai PKFT yang Great Again.”

Penyelenggaraan Kampung Pengetahuan kali ini, PKFT mengusung Kredo Cogito Ergo Sum, Dengan mengangkat tema Refleksi, Koreksi, serta Aktualisasi. Tema tersebut menyesuaikan dengan kondisi perkembangan zaman yang menuntut adanya aktualisasi atas budaya inovasi sebagai bentuk perbaikan terus menerus terhadap keadaan organisasi.

Melalui agenda ini diharapkan memberikan informasi positif tentang bagaimana kita sebagai kader aktif PKFT dapat meningkatkan kualitas sekaligus menjadi bahan observasi untuk mengetahui sejauh mana hasil yang telah dicapai sehingga dapat mengokohkan kembali pondasi PKFT.

Di sisi lain kegiatan ini merupakan fase penanaman loyalitas, militansi dan penguatan jalinan rasa kekeluargaan kader-kader PKFT.

Hal ini selaras dengan apa yang Hirzudin (Direktur PKFT) tegaskan “dengan berjalannya kampung pengetahuan diharapkan peserta mampu mengimplementasikan materi yang ada di kampung pengetahuan.”

Seperti yang telah diketahui, dalam organisasi militansi kader merupakan kunci terpenting dalam menjalankan roda organisasi. Setiap kader merupakan suatu sel dari sebuah organisasi, apabila sel tersebut hidup dan sehat maka sudah dapat dipastikan jaringan tersebut juga akan berfungsi dengan baik pula.

Pada dasarnya jika jaringan tersebut baik maka terbentuklah organ yang dapat berjalan sesuai perannya pula. Ibaratnya kader organisasi merupakan suatu sel, dan nyawa dari sel tersebut adalah jiwa militan, dengan begitu kita tidak akan kekurangan kontribusi pemikiran dan tenaga untuk mencapai tujuan organisasi tersebut.

Sedangkan jika terdapat banyak sel yang mati karena tidak mempunyai nyawa militansi, tentunya organ tersebut tidaklah dapat berfungsi dengan baik pula.

Oleh:

Bagus Setiawan
Pusat Kajian Filsafat dan Teologi (PKFT)