Pusat Kajian Filsafat dan Teologi (PKFT) bekerja
sama dengan komunitas Gulung Tukar Tulungagung mengadakan nobar film dokumenter
berjudul "KINIPAN". Sebuah film dokumenter berdurasi 2,5
jam karya Watchdoc yang menyorot tentang Pandemi, Omnibus Law dan
Lumbung Pangan di Indonesia.
Nobar yang dilaksanakan pada Kamis, 8/4/2021 di
Padepokan Pusat Kajian Filsafat dan Teologi tersebut berjalan dengan lancar.
Diikuti sekitar 20 an penonton yang dengan antusias dan khusyuk menikmati
suguhan film yang sutradarai Dandhy Dwi Laksono dan Indra Jati Surya Atmaja.
Kang Kowim Sabilillah sebagai pemantik acara
tersebut berkata "salah satu cara menangkal kapitalisme ekologis adalah
dengan menananamkan mitos/takhayul hutan adat disekitar agar memberikan
kesadaran kepada setiap individu" menurutnya suatu mitos/takhayul
tersebut juga dapat menjadi benteng diri agar tidak merusak lingkungan.
Hirzuddin Al-Bashor Direktur PKFT mengungkapkan
bahwa "Dandhy sampai saat ini masih tetap menyuguhkan film tentang
wacana krisis ekologis, ini adalah sebuah pesan warning dengan parahnya global
warming. kesadaran kita dalam merawat ekosistem tidak hanya sebatas film itu
selesai juga tidak hanya sebatas acara-acara diskusi berakhir, namun harus ada
semacam rencana tindak lanjut kedepanya" tuturnya.
Sahabat Wildan sebagai moderator juga menambahkan
"Kerusakan akibat dari eksploitasi lingkungan, harusnya menjadi
penyadaran bagi kita agar semakin menjaga dan melestarikan lingkungan. Namun
kesadaran seperti itu tidaklah dibangun secara pribadi saja, harusnya di
akomodir secara massal".
Sebelum acara nobar ditutup salah satu anggota dari
komunitas Gulung Tukar juga menambahkan "Film ini mengajarkan caranya kita
mapping. Khususnya bagi teman-teman penggiat film dokumenter, teman-teman
penggiat seni agar menambahkan siratan pentingnya wacana krisis ekologis saat
ini. Nantinya kami juga ingin membangkitkan kesadaran masyarakat Tulungagung
terhadap krisis ekologi, tentunya dengan bantuan teman-teman kajian yang
nantinya memberikan pemikiran-pemikirannya."
Muhammad Faried
Mahasiswa Pecinta Kopi