Follow Up Reuni Kubro, Pusat Kajian Filsafat dan Teologi Tulungagung (PKFT), Menggelar “Pesantren Filsafat” yang diselenggarakan di Ponpes Aswaja Nusantara asuhan Gus Mustahfid, Sleman Yogyakarta, 12-14 Juli 2019.

Selain kader aktif PKFT, acara pesantren filsafat ini juga diikuti oleh beberapa mahasiswa dari luar kota antara lain; 2 mahasiswa dari Insuri Ponorogo dan 1 dari Mahasiswa Bantul. Pesantren filsafat oleh PKFT mencakup 9 materi dan menghadirkan 8 pemateri dari berbagai elemen yaitu;

Rachmat Hidayat, Ph.D. Staff pendidik Universitar Gadjah Mada, Fakultas Filsafat, yang memberikan materi mengenai Logika. Dr. Rizal Mustansyir, merupakan dosen pascasarjana UGM,Mengisi materi Epistimologi. Dr. Syarif Hidayat, Dosen senior UGM yang membabat materi mengenai Agama dan Sains modern. Dr. Hastangka, Mengulas materi filsafat pendidikan dan Filsafat Pancasila. Dr. Traheka, Menjelajah materi mengenai Ekopol dan Makro Ekonomi. Dr. Agus Wahyudi, Melucuti materi filsafat politik. Muhiddin M. Dahlan, Penulis buku kondang “Tuhan Izinkan Aku Menjadi Pelacur” yang membedah materi mengenai proses menulis kreatif. Dr. Charis Zubair, Ketua dewan kebudayaan Yogyakarta, mengupas materi tentang Filsafat Kebudayaan.

acara ini sebagai penguat basis keilmuan. Dalam rangka mengembalikan kedasar asal untuk mempertajam intelektualitas, spiritualitas, dan kapasitas kader,” Ungkap Nanda Royansyah Direktur Pusat Kajian Filsafat dan Teologi Tulungagung (PKFT) sekaligus Koordinator Pesantren Filsafat.

Sementara itu, Saiful Mustofa dalam forum alumni menegaskan,  “PKFT sekarang sudah waktunya mengembangkan lagi distrubsi wacana dan gagasan di web yang sudah ada. Dan kegiatan pesantren filsafat ini merupakan usaha guna mewujudkan hal tersebut”.

“Di level teori dan gerakan sosial, lahir fase pasca-hegemoni. Di level komunikasi sosial lahir fase post-truth. Di level pewarisan nilai-nilai, tradisi, ingatan kolektif lahir post-memory. Arah dan orientasi pergerakan dan laku hidup menjadi kabur dan semakin tidak jelas.” ungkap Gus Mustahfid.

Shortcourse semacam ini dirasa penting dalam rangka membebaskan manusia dari cengkraman Delusi Wacana.

Penulis: Nuril Hidayah

Editor: Anggakafi