AKROBAT
Manusia berakrobat diatas kodrat
Bermain sirkus digelangang takdir
Memajang wajah ceria
Menertawakan dunia yang hampa
Lantas berbisik "manusia disantet untuk bebas"
Berputar-putar dalam rotasi absurd
Tak terkira seberapa besar kenihilannya
Menyadari bahwa kita mengulang-ulang hal yang sama
Sejak Adam terpeleset dari surga
Terjun tak sengaja kedunia
Lantas kelak, kita kembali
Berbondong-bondong hijrah menuju sepi
Bergerombol migrasi mengunjungi sunyi
Keniscayaan semua ciptaan
Untuk tiada, ada dan tiada kembali
Kita melakukan propaganda
Kepada Yang Tak bernama
Kapan kami lenyap?
"Saat waktu dan masa terlelap
Rumah, 16 Jan 2019.

KUBU
Kubu-kubu yang terlalu kaku saat memandang sesuatu
Mulai berjejeran dibarikade agama
Menuntut ditegakkannya hukum
Memaksa didirikannya negara Tuhan
Dibumi domba-domba-Nya
Asma-Nya dijadikan senjata
Berteriak lantang dengan riak menghujat
Menganggap kubu lain sesat, bid'ah dan tak memakai baju keimanan
Tuhan sudah sedemikian dipermaian
Seperti lelucon yang mampir ditengah terik pemberhalaan kata-kata
Dunia mereka hanya terbatas dua warna
Antara hitam dan putih
Antara benar dan salah
Antara iya dan tidak
Mengutuk-ngutuk kesakralan budaya
Mencacimaki warisan nenek moyang manusia 
Mak NU, 4 Jan 2019.
BERSUCI
Kami bersuci dari najis identitas
Membakar habis selembar harta kertas
Kami berwudhu dari kotoran partai
Mengguyur air pertaubatan disela-sela jemari
Gaung menggaung cibiran dibangsa sunyi
Gema menggema hasutan dinegara sepi
Rakyat buta atas kesadarannya
Rakyat bisu atas kewarasannya
Kota-kota kian rapuh
Desa-desa seketika punah
Kiamat demokrasi terjadi
Terlaksana atas selubung oligarki
Opini adalah senjata
Menukik dari telinga ketelinga
Kedaulatan mendarat pesat
Mencibir sekewanan politikus yang berakrobat
Menyemai janji
Lantas pergi
Andai terpilih nanti

Kamar, 17 April 2019.

LIRIK
Tak ada yang tersisa
Dari bekuk nafsu dibilik suara
Jemari mengedus visi-misi
Pegangan paku mencumbu aroma calon
5 tahun menadah doa
Bertahun-tahun melajang derita dalam kerja
Apa guna otak kita?
Andai kewarasan dihargai selembar harta
Hanyut menyangut suara-suara tak bernama
Basah kuyup terguyur malapetaka
Tak sudikah kasih, sehari kita tak bersedih
Sejam saja tak memilih
Tiada pengakuan diruang publik
Selain mata-mata kata yang terengah-engah melirik
Kamar, 17 April 2019.

ODE
Takdir menyeretku tuk menjadi manusia
Menubuh dengan menyawa
Gegap gempita putaran dunia
Dipanggul Atlas
Tanpa secarik alas
Lebih luas lagi sebuah alasan
Tentang pertanyaan apa itu manusia?
Nasib melaksanakan tugas secara sempurna
Mendorong Adam dari surga
Terjun bebas di raut muka bumi
Hawa bergelantungan diranting-ranting langit
Rambutnya tersangkut rumput
Dedauan hijau berguguran
Bukti pertama keberedaan hujan
Angin menyapu doa-doa keduanya
Pelangi menggabrkan dosa-dosa
Cikal bakal perusak
Benih awal akan lahirnya isak
Rimba bahasa ikut campur
Memandu kedunguan yang melebur
Bingkai kata-kata menamai isi-isi
Kefanaan bentuk sebuah materi
Terkecuali Khuldi
Kecelakaan yang tak kan pernah terulang kembali
Sepasang pengembara telanjang
Kepatuhan berpura-pura terlentang
Mengintai kebuasan waktu
Angka-angka yang melahap segala sesuatu
Tak ada definisi untuk keduanya
"Manusia"
Selain kepunahan belaka
Mak Siten, 29 Jan 2019.

Penulis
Ahmad Kowim Sabilillah
Santri di Pusat Kajian Filsafat Dan Teologi (PKFT) Tulungagung yang sedang mengembara di kampus IAIN Tulungagung jurusan IAT.