http://www.buletinaufklarung.com | Tulungagung – Dengan semangat antusias dari mahasiswa akan intelektualnya menghadiri diskusi Akar Rumput #1 
Pusat Kajian Filsafat dan Teologi pagi ini (08/12) mengadakan diskusi akar rumput #1. Diskusi akar rumput ini pertama kali diadakan. Berawal dari kata akar dan rumput yang bisa dimaknai dengan gerakan dari bawah ke atas (bottom-up) dengan tema “Dari Desa Membangun Indonesia: Membangun Generasi Cerdas, Menjawab Tantangan Revolusi Industri 4.0”

foto diambil oleh Nanda Royansyah, selaku Direktur PKFT  saat memoderatori diskusi 


Diskusi kali ini dilatarbelakangi oleh perkembangan revolusi industri yang konon katanya sudah masuk era 4.0. Dalam rangka menyikapi perkembangan yang semakin pesat dan SDM yang bisa menjawab tantangan zaman,  seperti yang diungkapkan oleh Nanda Royansyah selaku Direktur PKFT. 
“Membalik paradigma yang mulanya, negara membangun desa. Menjadi, dari desa membangun negara”.  

Panitia mengundang Bapak Makrus Nadori, S.Pd.I sebagai pemateri acara diskusi akar rumput #1. Beliau bertempat tinggal di Kota Kediri. Motto pemateri “Any Islamic Reform Must Begin Education”. 

Dalam menambah semangat dari para peserta, beliau membuka acara dengan sedikit pemutaran video menggunakan proyektor, yang mana dari pemutaran video tersebut menayangkan tentang Gerakan Negara Korea yang bernama Sameul Undong. Sameul Undong merupakan gerakan untuk menjadi lebih baik. Orientasi gerakan dengan mengubah pola pikir rakyat yang bisa dibangun dengan kerajinan, keswadayaan dan kerjasama.


Bapak Makrus Nadori menjelaskan mengenai pergeseran paradigma yang sangat berhubungan dengan SDM. Di Era Revolusi Industri 4.0 tenaga manusia diganti dengan mesin dan bahkan Robot. Kesempatan mendapatkan pekerjaan akan menjadi ancaman sekaligus tantangan masa depan yang tentu berimplikasi pada tingkat penghasilan dan kesejahteraan yang bisa menyebabkan ketimpangan sosial. 


“Hidup Adalah Perjuangan, Ungkap Pak Makrus Nadori pada forum”

Cara mengembangkan kualitas SDM, “Mahasiswa harus bersikap kritis dan mengusulkan regulasi kebijakan pembangunan keagamaan, ekonomi, sosial, budaya dan politik” ujarnya.

Dalam diskusi kali ini, peserta diajak untuk langsung praktik dalam menganalisis status sosial yang dianggap berpengaruh terhadap perkembangan sebuah desa. Pendidikan yang menjadi pandangan dalam menentukan ranah sebuah desa, khususnya Pendidikan yang terpacu pada seorang Mahasiswa.

Maka dari itu, dengan adanya diskusi akar rumput #1 ini, dirasa dapat menumbuhkan semangat Mahasiswa dalam melakukan gerakan untuk sebuah Desa dalam Membangun Indonesia.

“Ambisi Itu Penting Untuk Mengubah Dunia” Ujarnya



Laporan: Nur Intan Zuliana