Resensi 
Judul : Pendidikan Seks Nusantara 
Penulis : Syafrudin Aziz M.Pd.I. 
Penerbit : Kalimedia  
Tahun Terbit : 2007 
Tebal : 264 Halaman

Pendidikan Seks Nusantara sebuah buku yang mengupas nilai-nilai mengenai edukasi seks berbasis kearifan lokal, memiliki hakikat yang sangat urgen. Hakikat ini diantaranya adalah cara berhubungan seks yang baik dan santun. Kita ketahui manusia pada saat ini sudah mulai menunjukan sifat menyimpang dalam melakukan hubungan seks, terlebih lagi pada kaula muda saat ini yang melakukan hubungan intim diluar nikah. 

Bahkan, seolah ini menjadi tradisi dalam kehidupan modern, di barat misalnya. Mulai dari perilaku onani, masturbasi, hingga kumpul kebo yang dilakukan anak remaja hingga pejabat publik sekalipun, yang saya rasa ini sebagai bumbu suguhan dalam berpolitik juga.

Tidak dipungkiri bahwa Indonesia hingga saat ini masih mengalami krisis khususnya moral. Kemunduran moral terjadi secara menyeluruh, tidak pandang bulu terhadap kebobrokan moral yang mengakibatkan bangsa ini mengalami kemunduran dalam kualitas SDM-nya. 

Begitu juga dengan anak-anak dan generasi muda zaman sekarang dalam berkata, bersolek, berbusana belum sesuai dengan etika yang berlaku. Padahal Nusantara dahulu dikenal dengan negara yang sopan, santun, dan menjunjung tinggi nilai-nilai etika. Serta Nusantara sudah mendapatakan pengakuan dari dunia Internasional khususnya jawa. 

Bangsa ini telah melahirkan ajaran-ajaran leluhur tentang etika yang melahirkan Serat Nitimani (kitab jawa kuno) sebagai buah karya Raden Harya Suganda. Seorang bupati Pasuruan sekaligus keturunan mangkunegara pada tahun 1887 M.

Didalam buku ini dijelaskan hakikat dari seks (sex education) yang diartikan sebagai pendidikan tingkah laku yang baik, menjunjung tinggi nilai-nilai kemasyarakatan serta membantu seseorang menghadapi persoalan hidup yang berpusat pada naluri seks yang timbul dalam bentuk tertentu dan merupakan pengalaman manusia yang normal. 

Pendidikan seks bermaksud menerangkan semua hal yang berhubungan dengan seks dan seksualitas dalam bentuknya yang wajar, tidak terbatas pada anatomi, fisiologi, penyakit kelamin, dan perilaku seks yang menyimpang serta yang paling penting adalah membentuk sikap dan kematangan emosional seseorang terhadap seks.

Buku ini tidak hanya berisi mengenai konsep pendidikan seks semata. Tetapi, juga membahas mengenai Serat Nitimani yang merupakan kitab seks jawa, berisi teks dialog antara seorang pemuda yang kemudian disebut sebagai juru patanya, yang sedang berguru kepada seorang laki-laki yang disebut sebagai sang murwenggita. 

Tentang pendidikan seks bagi pria rumah tangga dan ilmu kasampurnaan. Seperti ajaran memilih calon istri, ajaran mengenai wanita yang tidak baik, maupun ajaran tentang memperlakukan seorang istri, itu semua sudah diterjemahkan ke bahasa Indonesia yang semula itu berbahasa jawa.

Serat Nitimani sangat mempengaruhi dalam penulisan buku ini, pengkolaborasian Serat Nitimani dengan pendidikan seks modern sangat diperlukan. Sebab kitab kuno tersebut berfungsi sebagai penetralisir sekaligus memberikan pengetahuan ajaran leluhur bahwa seks tidak dibenarkan jika dilakukan secara sembarangan. 

Bagaimana pedoman tentang seorang laki-laki ataupun perempeuan menjaga dan mengelola anggota seksualnya dengan tepat, sehingga seks benar-benar menjadi sesuatu yang mahal nilainya dan hanya dapat ditebus dengan pernikahan. 

Sebab hubungan seks adalah sesuatu yang suci dan terdapat campur tangan Tuhan sehingga hubungan seks pada akhirnya akan mampu menghasilkan keturunan atau anak yang nantinya akan menggantikan posisi kita dalam menjadi tokoh pewayangan dalam kehidupan di Nusantara tercinta ini.

Penulis: 

Muhammad Nurul Huda HTN 2A