Perlu kita ingat semua khususnya masyarakat Indonesia bahwa di akhir tahun 2015 atau awal tahun 2016 kita akan kedatangan tamu agung yaitu masyarakat ekonomi asean atau sering kita kenal dengan sebutan MEA, negara-negara yang tergabung dalam MEA akan keluar masuk Negara Indonesia dengan leluasa, produk-produk asing akan keluar masuk ke dalam negeri Semua diberlakukan bebas tanpa adanya suatu hambatan dan hampir tanpa adanya pajak yang mengenai barang-barang tersebut. Kebebasan dalam melakukan ekspor maupun impor barang ini yang kemudian akan membuat pasar-pasar dalam negri menjadi ramai dengan persaingan produk luar maupun dalam negeri.
MEA yang akan segera di berlakukan ini memang memiliki tujuan untuk meningkatkan perekonomian negara-negara ASEAN sehingga mampu bersaing dengan negara lain yang telah lebih dahulu unggul dalam segi perekonomian. Dengan begitu Negara ASEAN akan menjadi lebih mencorong dalam persaingan Internasional, namun Kesiapan kita dalam bersaingpun perlu di pertanyakan, siapkah dan mampukah kita kiranya untuk bersaing dalam MEA ini?
Seperti yang telah kita ketahui saat ini, bahwasannya produk-produk asing lebih di gemari dari pada produk dalam negeri khususnya di pasaran dalam negeri sendiri. karena kita tahu biaya produksi barang dalam negeri lebih mahal dari pada biaya produksi barang luar negeri sehingga menyebabkan harga jualpun juga menjadi lebih tinggi dari pada harga jual yang di tawarkan oleh produk luar negeri. Mungkin itu adalah sedikit alasan menggapa masyarakat kita lebih menyukai produk asing dari pada produk dalam negri, karena kita tahu masyarakat Indonesia rata-rata berpenghasilan menengah kebawah. Sehingga tidak dapat dipungkiri bahwasannya mereka lebih gemar dengan produk asing yang lebih mudah untuk di jangkau dari segi ekonomi serta memiliki daya jual dan segi kualitas barang mereka lebih bisa menjanjikan dari pada produk dalam negeri.
ini merupakan tanda tanya besar ketika dalam negeri sendiri saja kita tidak mampu bersaing apalagi jika di negeri asing? Dengan adanya permasalahan ini kerja pemerintah dalam menghadapi MEA akan menjadi lebih berat karena memang harus di bebani permasalahan yang sangat fital. Jika pemerintah tidak serius memikirkan masalah ini maka kegagalan dalam bersaingpun pasti tidak bisa kita hindari, dan kita hanya akan menjadi lahan bagi mereka dalam berinvestasi.
Ditambah lagi pemberlakuan system ketenaga kerjaan dalam MEA, termasuk juga ketenaga kerjaan terdidik dan ketenaga kerjaan professional. Seperti yang telah kita ketahui sekarang ini banyak pengangguran dalam negeri yang berbasis intelektual, para sarjanawan dan para kaum terdidik banyak yang menganggur setelah lulus dari studinya. Ini semua membuktikan bahwa dalam negeri ini memang memerlukan suatu perubahan yang sangat signifikan. Dan ini juga menjadi problem tersendiri bagi perguruan tinggi dalam negri, bahwasannya perguruan tinggi sekarang ini harus mampu memberi jawaban dari tantangan globalisasi saat ini, dan untuk memenuhi tantangan globalisasi ini perguruan tinggi di paksa harus mampu menorehkan lulusan-lulusan yang sesuai dengan permintaan pasar. Bukan sekedar lulusan yang bersertifikat melainkan lulusan yang memang memiliki skil pada bidang yang di gelutinya karena jika tidak seperti itu diperkirakan ketenagakerjaan asing pasti akan lebih laku dalam MEA ini dari pada ketenagakerjaan kita Dan jika memang tidak bisa mengubah dan memperbaiki system pendidikannya maka peningkatan jumlah pengangguraun akan semakin meningkat. Karena memang perguruan tinggi memiliki suatu tanggung jawab atas kemampuan mahasiswa yang telah di luluskan.
Dan perlu diingat juga masalah perbankan di Indonesia yang suku bunga kreditnya yang masih terlalu tinggi di banding dengan bank-bank negeri ASEAN ini juga harus di benahi karena jika tidak, pembiayaan rill dalam negeri akan berpindah ke tangan bank asing. Habkan kredit konsumen juga akan di ambil oleh bank asing. Pemereintah harus segera bertindak dan jangan hanya termenung dalam keadaan karena penanganan-penanganan terkait dengan masalah di atas haruslah segera diatasi, karena jika tidak itu akan mampu menghambat persaingan Negara kita dalam MEA nantinya, dan menurut saya Indonesia memiliki ekosistem alam yang sangat luar biasa kayanya sehingga ini nanti dapat di maksimalkan pemerintah guna menjadi unggul dalam persaingan saat memasuki MEA nanti.
Melihat persaingan yang semakin ketat baik dari segi ekonomi maupun persaingan dalam system ketenaga kerjaan dalam MEA ini maka mau tidak mau seluruh masyarakat Indonesia harus memulai dan segera merubah pola kehidupan yang dulunya masih bermalas-malas dan masih bangga terhadap ijasah maupun sertifikat hasil pendidikannya dari suatu lembaga untuk mendapatkan pekerjaan itu, karena dengan ketatnya persaingan yang terjadi pada lingkup MEA ini nanti ketika tidak memiliki suatu keahlian khusus baik dalam bidang apapun maka mau tidak mau kita pun pasti akan tersingkir dengan tenaga kerja asing yang telah memiliki ke ahlian seperti yang saat ini pasar perlukan.
Kita harus hidup se-kreatif mungkin sehingga kita mampu untuk bersaing dengan mereka yang telah dahulu memiliki skil kemampuan, dan kita juga harus mampu mengembangkan pemikiran sehingga kita mampu menciptakan hal baru ataupun prodak baru yang sekiranya belum di miliki Negara asing dan itu merupakan suatu kebutuhan bagi mereka, sehingga kita nantinya akan menjadi pemasok utama untuk Negara asing sehingga kita mampu menguasai persaingan di pasar.
Kita harus mampu mengelola dan menguasai sumber daya alam yang berada di Indonesia. Bagaimana cara yang ditempuh.? Dengan mengelola sebaik dan semaksimal mungkin sumber daya yang ada baik secara materiil maupun yang non. Dengan demikian harapan besar pun sedikit demi sedikit akan terpenuhi, dimana Negara ini menjadi Negara yang bisa di perbandingkan. Alasan ini sangat berkaitan jika melihat melimpahnya Sumberdaya alam yang disediakan Tuhan di Negara ini dibandingkan dengan Negara-negara sekitar.
Oleh : Nasrudin El-zain PAI 3D