Pada tahun 1992 Negara ASEAN menyepakati adanya AFTA  (Asean Fre Trade Area)  atau  zona perdagangan bebas guna untuk meningkatkan perekonomian Negara di kawasan ASEAN. rencana ini dijalankan dengan cara penghapusan biaya tarif  (bea masuk 0-5%)  sehingga barang-barang  impor  maupun ekspor bisa lebih leluasa keluar masuk ke sebuah Negar- negara di kawasan ASEAN khususnya. Ini pun menjadi langkah awal pembentukan perekonomian Negara yang nantinya akan berdampak pada perekonomian Negara. Apakah negara kita akan menjadi lebih baik ataukah akan menjadi lebih kacau bahkan terpuruk karena kurangnya kesiapan kita dalam menghadapi benturan dari Negara-negara se-ASEAN.

Kesiapan bagi seluruh Negara anggota se-ASEAN sangatlah diperlukan, karena apa? Mengingat tarif yang akan di kenakan bagi keluar masuknya barang ini yang sangat minim, sampai sampai 0 persen pun dapat dilancarkan, hal ini bisa dapat kita bayangkan semisal kita dapat meng-Ekspor barang ke seluruh anggota ASEAN dengan pajak hingga 0 persen apakah yang terjadi? Mungkin hal yang kita bayangkan untuk mendapatkan keuntungan yang banyak akan segera terpenuhi. Namun jika sebaliknya jika apa yang kita bayangkan meleset maka yang terjadi malah sebaliknya. Bukanya kekayaan yang kita dapatkan malah kemiskinan yang akan melanda, dikarenakan kurangnya kesiapan dan barang-barang dari luar negeri akan bebas keluar masuk dengan sesuka hatinya. Inilah yang nantina menjadi masalah tersendiri jika Negara kita tidak ada kesiapan dalam  menghadapi masyarakat eknomi ASEAN.

Jika kita melihat dari pandangan sebagian masyarakat, kususnya jawa kurang begitu tahu yang namanya MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) akan tetapi juga banya yang tahu apa itu MEA. Ketidaktahuannya ini apakah kurang penyuluhan kepada masyarakat ataukah masyarakatnya enggan untuk mengetahuinya. Seperti halnya kemarin yang penulis lihat ditelevisi. Adanya penyuluhan ataupun tindaklanjut akan adanya masyarakat ekonomi ASEAN ini di daerah Bandung tepatnya, diadakan perkumpulan yang disana membahas masalah yang akan dihadipi ketika MEA akan jatuh tempo. para pengrajin khususnya dan para wirausahawan serta pembisnis, mereka berbondong-bondong memberikan pengajaran untuk menghasilkan produk-produk ataupun inovasi-inovasi baru yang nantinya akan mampu menembus kancah internasional. Langkah-langkah ini disambut baik oleh para warga serta mahasiswa-mahasiswi.

Keterkaitan mahasiswa ini sangat diperlukan, karena mereka sebagai generasi penerus dan suka adanya inovasi-inovasi baru. Inovasi yang mungkin mereka akan berikan kepada kita akan mampu menembus pasar perekonomian dunia. Melihat kondisi dimana masyarakan indonesia 70 persen penduduknya adalah usia produktif dimana pada usia-usia tersebut cocok untuk membangkitkan semangat untuk melakukan penemuan-penemuan baru. Penemuan baru yang nantinya akan membanggakan Indonesia untuk menghadapi masyarakat ekonomi ASEAN. Mungkin dapat dilihat dari wilayah sektor bahan-bahan tambang ataupun hasil dari sumberdaya alamnya sendiri, sumberdaya alam yang melimpah ruah jika tidak dimanfaatkan secara profesional tentunya akan jadi hambatan tersndiri, hambatan yang pada akhirnya akan merugikan bangsa kita dan akan memajukan bangsa-bangsa si wilayah ASEAN.

Oleh : Much Nurul Hudah (HTN 1A)